Bootstrap

Daud Tahu Ia Memerlukan Pimpinan Tuhan tentang Cara Melakukan Pekerjaannya (1 Tawarikh 13)

Tafsiran Alkitab / Dibuat oleh Proyek Teologi Kerja
David needs gods guidance

Di dalam 1 Tawarikh 13, Daud menghadapi tantangan dalam pekerjaannya sebagai raja, dan membuat awal yang baik dengan menyelesaikannya. Ia percaya bahwa tabut Allah seharusnya dipindahkan dari Kiryat-Yearim, tempat tabut itu diabaikan pada zaman pemerintahan Saul. Namun, alih-alih mengambil keputusan sendiri, ia berunding dengan semua pemimpin dan meminta persetujuan mereka. Bersama-sama mereka berdoa kepada Allah meminta hikmat dan menyimpulkan bahwa mereka memang perlu membawa pulang tabut itu. Sangatlah mudah bagi seorang pemimpin untuk membuat kesalahan dengan bertindak sendiri, tanpa nasihat dari Allah maupun orang lain. Namun, Daud menyadari betul pentingnya nasihat Allah maupun manusia. Ia menerima "persetujuan" yang jelas untuk proyeknya ini.

Namun, bencana menimpa. Uza, yang membantu mengangkut tabut itu, mengulurkan tangannya untuk mengamankan tabut itu, dan Allah membunuhnya (1 Tawarikh 13:9-10). Hal ini membuat Daud marah (1 Tawarikh 13:9-11) dan sekaligus takut pada Tuhan (1 Tawarikh 13:12), yang membuat Daud meninggalkan proyek itu. Pelaksanaan proyek yang dimulai dengan konfirmasi dari Allah dan rekan-rekan yang dipercaya tiba-tiba berubah menjadi kegagalan yang dramatis. Hal yang sama terjadi pada saat ini. Pada akhirnya, hampir kita semua akan mengalami kegagalan yang menyakitkan dalam pekerjaan kita. Hal ini bisa sangat mengecilkan hati, bahkan menggoda kita untuk meninggalkan pekerjaan yang sudah Allah tetapkan untuk kita lakukan.

Sebagai informasi tambahan, Daud pernah melakukan dua pertempuran yang sukses. Di dalam setiap kasus, ia selalu bertanya pada Allah apakah mereka harus terus maju, dan Tuhan membuat keduanya berhasil. Akan tetapi pimpinan Allah untuk misi kedua berisi instruksi yang aneh. Allah berkata, “Janganlah bergerak maju di belakang mereka; tetapi buatlah gerakan yang melingkari mereka agar engkau dapat menyerang dari arah pohon-pohon.” Allah ingin Daud pergi berperang, tetapi Dia mau mereka bergerak maju dengan cara tertentu.

Setelah keberhasilan-keberhasilan ini, Daud merenungkan pengalaman ini dan memerintahkan agar jangan seorang pun selain orang-orang Lewi yang diperkenankan membawa tabut Allah, karena Tuhan memang memilih mereka untuk tugas itu (1 Tawarikh 15:2). Ketetapan ini sudah dituliskan dalam kitab Torat (Bilangan 4:15), tetapi terlupakan atau diabaikan. Setelah Daud mengumpulkan orang-orang Lewi untuk menyelesaikan tugas memindahkan tabut itu, ia menjelaskan tentang kegagalan sebelumnya, “Oleh karena kamu [para imam dan orang-orang Lewi] tidak hadir pada pertama kalinya, TUHAN, Allah kita, telah menyambar kita, sebab kita tidak meminta pentunjuk-Nya sebagaimana seharusnya.” (1 Tawarikh 15:13). Yang kedua kalinya, karena mereka mengikuti prosedur yang ditetapkan dalam Hukum Taurat, tabut itu berhasil dipindahkan.

Kisah ini menjadi pengingat bagi kita dalam pekerjaan kita sendiri. Bertanya pada Allah dan meminta nasihat dari orang yang dapat dipercaya tentang apa yang harus kita lakukan itu penting. Namun, itu saja belum cukup. Allah juga peduli dengan bagaimana cara kita melakukan pekerjaan itu. Sebagaimana ditunjukkan usaha Daud yang gagal ketika mengabaikan ketetapan di Bilangan 4:15, melakukan segala sesuatu dengan cara Allah membutuhkan pemahaman yang benar tentang Kitab Suci.