Persaingan Mendapat Tempat di dalam Alkitab
Artikel / Dibuat oleh Proyek Teologi Kerja
Terlibat dalam persaingan ekonomi tampaknya dibolehkan dalam Alkitab. Deskripsi tentang wanita saleh di Amsal 31 memujinya berulang-ulang karena terlibat dalam transaksi ekonomi di pasar yang bersaing. Ia memberi dengan murah hati kepada orang-orang yang kesusahan (Amsal 31:20) tetapi ia juga pintar dalam membeli (Amsal 31:13, 14, 16) dan menjual (Amsal 31:18, 24, 28). Usahanya menguntungkan (Amsal 31:18) dan keluarganya mendapat kekayaan (Amsal 31:11) dan kedudukan sosial (Amsal 31:23, 31). Kata Ibrani yang diterjemahkan “menguntungkan” di Amsal 31:18 merujuk secara khusus pada keuntungan yang didapat dari transaksi pasar. [1] Barang-barang yang ia jual dengan sangat menguntungkan diakui sebagai kontribusi bagi masyarakat (Amsal 31:31).
Seperti kita ketahui, pasar-pasar secara alami selalu bersaing, dan Yesus tampaknya bekerja dalam bisnis yang barang-barangnya dijual di pasar (Markus 6:3), seperti juga Paulus (Kisah Para Rasul 18:3) dan tokoh-tokoh Alkitab lainnya. Paulus berbicara tentang membeli di pasar (1 Korintus 10:25) sebagai aktivitas sehari-hari yang bisa kita lakukan. Kita menemukan hal ini tercermin dalam banyak referensi ayat Kitab Suci tentang membeli dan menjual; aturan perdagangan dalam hukum Perjanjian Lama (seperti di Imamat 19 dan Ulangan 25) dan keprihatinan tentang keadilan dalam kitab nabi-nabi (seperti di Yeremia 5:27-29 dan Yehezkiel 18:7-13), sastra dan puisi tentang hikmat (seperti Mazmur 94 dan Amsal 20), serta kelanjutan dari keprihatinan-keprihatinan ini di Perjanjian Baru (seperti di Matius 25 dan Yakobus 4). Regulasi-regulasi ini menunjukkan bahwa persaingan berpotensi melukai orang—hal yang akan kita bahas sebentar lagi—tetapi juga bahwa firman Allah mengatur persaingan dan bukan meniadakannya.
Mengingat potensi manfaat dari ekonomi pasar, tak heran jika Alkitab rupanya membolehkan umat Allah terlibat dalam persaingan. Jika tidak, orang-orang percaya hanya dapat berpartisipasi dalam ekonomi komando (terpusat). Ini tidak berarti Alkitab menetapkan semacam persaingan ekonomi yang tidak terbatas, yang saling menjatuhkan atau "yang menang berhak mengambil semua keuntungan". Melainkan, ini menunjukkan bahwa pertanyaan "Bagaimana Allah ingin kita terlibat dalam persaingan?" dapat menjadi jawaban yang bermanfaat.
