Bootstrap

Panggilan & Vokasi (Tinjauan Umum)

Artikel / Dibuat oleh Proyek Teologi Kerja
Compass 1850673 1280

Pendahuluan

Ketika orang Kristen bertanya tentang vokasi (atau "panggilan"), kita biasanya mengartikan, “Apakah Allah memanggilku untuk suatu tugas, profesi atau jenis pekerjaan tertentu?” Pertanyaan ini penting karena pekerjaan yang kita lakukan penting bagi Tuhan. Jika pekerjaan itu penting, maka logis untuk bertanya pekerjaan apa yang Tuhan ingin kita lakukan.

Di dalam Alkitab, Allah memanggil orang-orang – setidaknya orang-orang tertentu – untuk pekerjaan tertentu, dan memberikan kepada semua orang berbagai panduan untuk pekerjaan mereka. Kita akan menyelidiki catatan Alkitab tentang “panggilan-panggilan” ini secara mendalam. Meskipun Kitab Suci sebenarnya jarang memakai kata “panggilan” untuk menggambarkan pimpinan Allah untuk suatu pekerjaan, peran atau tugas, peristiwa-peristiwa dalam Alkitab ini sangat cocok dengan yang biasanya kita artikan sebagai “panggilan” vokasional. Jadi, sebagai jawaban awal, kita dapat berkata “ya,” Allah memang memimpin orang-orang kepada tugas, peran dan jenis pekerjaan tertentu.

Tetapi di dalam Alkitab, konsep panggilan lebih mendalam dari aspek kehidupan apa pun, seperti pekerjaan. Allah memanggil manusia untuk dipersatukan dengan-Nya dalam semua aspek kehidupan. Dan ini hanya dapat terjadi dengan merespons panggilan Kristus untuk mengikut Dia. Panggilan untuk mengikut Kristus adalah dasar dari semua panggilan lainnya. Namun penting agar tidak merancukan panggilan untuk mengikut Kristus dengan panggilan untuk menjadi pekerja gereja profesional. Orang-orang di setiap jalan kehidupan dipanggil untuk mengikut Kristus dengan kedalaman dan komitmen yang sama.

Di dalam artikel ini, setelah menyelidiki panggilan untuk mengikut Kristus, kita akan menyelidiki panggilan dalam pekerjaan tertentu berdasarkan berbagai ayat-ayat Alkitab yang terkait dengan panggilan. Kita akan melihat bagaimana Allah Tritunggal Bapa, Putra dan Roh Kudus bekerja sama dalam memimpin dan menjadi teladan dalam pekerjaan kita.

Di dalam perjalanan itu, kita akan membahas topik-topik terkait seperti:

  • bagaimana mengenali panggilan atau pimpinan Allah dalam hal pekerjaan

  • natur panggilan komunitas

  • panggilan gereja vs. pekerjaan non-gereja

  • panggilan-panggilan dalam karya penciptaan dan penebusan Allah di luar pekerjaan yang dibayar

  • pentingnya cara Anda bekerja dalam pekerjaan apa pun yang Anda miliki, dan

  • kemerdekaan terakhir yang dinikmati orang Kristen dalam pekerjaan mereka.

Panggilan untuk Menjadi Milik Kristus dan Berpartisipasi dalam Karya Penebusan-Nya di Dunia

Kembali ke Daftar Isi Kembali ke Daftar Isi

Di dalam Alkitab, kata “panggilan” paling sering dipakai untuk merujuk pada inisiatif Allah untuk membawa orang kepada Kristus dan berpartisipasi dalam karya penebusan-Nya di dunia. Arti panggilan ini sangat menonjol di dalam surat-surat Paulus, entah kata “panggilan” itu benar-benar digunakan atau tidak.

Roma 1:6

Kamu juga termasuk di antara … yang telah dipanggil menjadi milik Yesus Kristus.

Roma 8:28

Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

1 Timotius 2:4

[Allah] menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.

2 Korintus 5:17-20

Jadi, siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, yang baru sudah datang. Semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan telah memercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab, di dalam Kristus, Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya tanpa memperhitungkan pelanggaran mereka dan Dia telah memercayakan berita pendamaian itu kepada kami. Jadi kami ini utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami. Dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: Berilah dirimu didamaikan dengan Allah.

Panggilan untuk menjadi milik Kristus lebih mendalam daripada berbagai “panggilan” di tempat kerja yang menjadi fokus utama artikel ini. Oleh karena itu, kita perlu memulai penyelidikan kita tentang panggilan ini dengan panggilan untuk mengikut Yesus. Yaitu, panggilan untuk memiliki relasi yang dipulihkan dengan Allah, orang lain dan dunia sekitar kita. Panggilan yang mencakup seluruh keberadaan dan tindakan seseorang. Panggilan yang mengingatkan kita bahwa panggilan dalam pekerjaan tertentu tidaklah sepenting (alias sekunder dibandingkan) panggilan untuk menjadi milik Kristus dan untuk berpartisipasi dalam karya penebusan-Nya di dunia.

Secara khusus, pekerjaan kita harus menjadi bagian yang menyatu dengan partisipasi kita dalam karya Kristus sendiri. Karya penciptaan-Nya mendasari tindakan kreativitas dan produktivitas di alam semesta (Yohanes 1:1-3). Karya penebusan-Nya dapat berlangsung di semua tempat kerja melalui keadilan, pemulihan, rekonsiliasi, belas kasih, kemurahan, kerendahan hati dan kesabaran (Kolose 3:12). Karya penebusan Kristus tidak terbatas pada penginjilan, tetapi meliputi semua yang diperlukan untuk membuat dunia sebagaimana yang selalu dimaksudkan Allah. Pekerjaan penebusan ini terjadi dalam keselarasan dengan pekerjaan mencipta, mengembangkan dan merawat yang Allah delegasikan kepada manusia di Taman Eden. Alkitab tidak mengindikasikan bahwa pekerjaan penebusan telah menggantikan pekerjaan penciptaan. Keduanya masih terus berlangsung, dan pada umumnya orang Kristen diperintahkan untuk berpartisipasi dalam pekerjaan penciptaan maupun pekerjaan penebusan.[1]

Panggilan Universal untuk Bekerja

Kembali ke Daftar Isi Kembali ke Daftar Isi

Sebelum kita membahas kemungkinan pimpinan Allah dalam pekerjaan tertentu, kita harus menyadari bahwa Allah menciptakan manusia untuk bekerja dan Dia memerintahkan manusia untuk bekerja sesuai kemampuan mereka. Di awal Alkitab, Allah menjadikan bekerja sebagai esensi atau hakikat hidup manusia. Dia menciptakan manusia menurut gambar-Nya, dan Dia sendiri adalah Pekerja. Dia menempatkan Adam di taman Eden dengan tujuan untuk mengerjakan taman itu. Kemudian, di berbagai bagian Kitab Suci, Allah memerintahkan semua manusia untuk bekerja sesuai kemampuan mereka. Bekerja terus berlangsung sampai akhir Alkitab. Ada pekerjaan di Taman Eden, dan ada pekerjaan di Langit Baru/ Bumi Baru.

Kejadian 1:27-28

Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakannya dia; laki-laki dan perempuan diciptakannya mereka. Allah memberkati mereka dan berfirman kepada mereka, “Beranak cuculah dan bertambah banyaklah. Penuhilah dan takhlukkanlah bumi. Berkuasalah atas ikan-ikan di laut, atas burung-burung di udara dan atas segala binatang melata di bumi.”

Kejadian 2:15,19-20

TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya di Taman Eden untuk mengerjakan dan memelihara taman itu.… Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang liar dan segala burung di udara. Semuanya dibawa kepada manusia itu untuk melihat bagaimana ia menamainya. Sama seperti nama yang diberikan manusia itu kepada setiap makhluk hidup, begitulah namanya. Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung di udara, dan kepada segala binatang liar, tetapi baginya tidak didapati penolong yang sepadan dengan dia.

Keluaran 20:9

Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaaanmu.

2 Tesalonika 3:10

Sebab juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seseorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.

Wahyu 21:24-26

Bangsa-bangsa akan berjalan di dalam cahayanya dan raja-raja di bumi membawa kekayaan mereka kepadanya. Pintu-pintu gerbangnya tidak akan ditutup sepanjang hari, sebab malam tidak akan ada lagi di sana. Kekayaan dan hormat bangsa-bangsa akan dibawa kepadanya.

Yesaya 65:21-22

Mereka akan mendirikan rumah-rumah dan mendiaminya pula, mereka akan menanam kebun-kebun anggur dan memakan buahnya pula. Mereka tidak akan mendirikan sesuatu supaya orang lain mendiaminya, dan mereka tidak akan menanam sesuatu supaya orang lain memakan buahnya; sebab umur umat-Ku akan sepanjang umur pohon, dan orang-orang pilihan-Ku akan menikmati pekerjaan tangan mereka.

Berdasarkan ayat-ayat ini, kita bisa berkata bahwa semua orang “dipanggil” untuk bekerja, sepanjang kita memahami bahwa “dipanggil” dalam pengertian ini sebenarnya berarti “diciptakan” dan “diperintahkan” untuk bekerja. Allah menciptakan Anda sebagai pekerja, dan Dia memerintahkan Anda untuk bekerja, meskipun Dia tidak memberi Anda surat tawaran kerja tertentu. Mungkin sulit untuk mengenali pekerjaan tertentu yang menjadi panggilan Tuhan untuk Anda, tetapi yang pasti Dia menciptakan Anda sebagai pekerja dan Dia mau Anda bekerja sesuai kemampuan Anda.

Panggilan untuk Hidup, Bukan Hanya untuk Bekerja

Kembali ke Daftar Isi Kembali ke Daftar Isi

Meskipun kita sedang fokus pada panggilan Allah untuk bekerja, pekerjaan hanyalah salah satu aspek kehidupan. Allah memanggil kita untuk menjadi milik Kristus dalam semua aspek kehidupan.

Kolose 3:17

Segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus.

Pekerjaan kita tidak selalu merupakan aspek terpenting dari panggilan atau pelayanan kita dalam karya penebusan Kristus. Pertama-tama, kita harus ingat bahwa bekerja tidak terbatas hanya pada pekerjaan yang dibayar. Pekerjaan yang Tuhan berikan pada kita mungkin saja pekerjaan yang tidak berbayar, seperti membesarkan anak, atau merawat anggota keluarga yang lemah/sakit, atau mengajar privat siswa-siswa sepulang sekolah. Meskipun kita dipanggil untuk pekerjaan yang dibayar, Allah kemungkinan tidak memanggil banyak dari kita ke dalam pekerjaan yang membuat kita tak dapat melayani orang lain melalui pekerjaan yang tidak dibayar.

Meskipun Anda memiliki pekerjaan yang dibayar, hal terpenting yang Allah mau Anda lakukan bisa jadi berada di luar pekerjaan Anda. Pekerjaan Anda bisa memenuhi kebutuhan Anda akan uang - yang pada dasarnya memenuhi sebagian perintah Allah untuk bekerja - tetapi bisa jadi tidak memenuhi semua tujuan lain yang Allah maksudkan untuk Anda bekerja. Kita sudah melihat bahwa merawat anak dan orang tua atau orang yang memiliki kelemahan adalah suatu pekerjaan, dan banyak orang yang melakukannya juga memiliki pekerjaan lain yang dibayar. Di sisi lain, yang disebut hobi juga bisa menjadi pekerjaan terpenting yang Allah sediakan untuk Anda. Anda mungkin bekerja dengan menulis, melukis, bermain musik, seni peran, astronomi, memimpin kelompok muda-mudi, sukarelawan di masyarakat sejarah, suaka pelestarian alam, atau ribuan jenis pekerjaan lainnya. Jika hal seperti ini menjadi panggilan Anda, Anda kemungkinan akan terlibat lebih serius dibandingkan orang lain yang menganggapnya sebagai aktivitas waktu luang saja, namun Anda mungkin tetap mencari nafkah dengan cara lain. Ada perbedaan antara pekerjaan dan pengisi waktu luang. Tetapi aktivitas apa pun bisa menjadi pekerjaan, yang dibayar atau pun tidak, bagi orang yang satu, dan menjadi aktivitas waktu luang bagi orang yang lain.

Jika Anda punya pekerjaan, tentu saja pekerjaan itu merupakan aspek panggilan Anda selama Anda memilikinya. Tak peduli bagaimana kaitan pekerjaan Anda dengan aktivitas lain yang Anda merasa terpanggil, Anda harus melakukan pekerjaan Anda seperti untuk Tuhan (Kolose 3:23). Oleh karena itu, suatu pekerjaan tidak boleh hanya menjadi cara menghasilkan uang. Tetapi juga harus menjadi cara untuk melayani orang lain, untuk membuat dunia menjadi makin seperti yang dimaksudkan Tuhan, dan untuk dibentuk oleh Tuhan. Anda mungkin tidak menganggap pekerjaan Anda sebagai aspek utama panggilan Anda, tetapi Allah bisa saja memakainya untuk menyiapkan Anda ke depan dengan cara yang tak dapat Anda bayangkan. Jika Anda meminta Tuhan menolong Anda melakukan pekerjaan Anda dengan setia dan memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan apa pun yang diberikan, permohonan Anda tidak akan sia-sia.

Kedua, kita harus berhati-hati agar tidak membiarkan pekerjaan mendominasi aspek-aspek kehidupan lainnya. Meskipun Tuhan memimpin Anda kepada pekerjaan atau profesi tertentu, Anda perlu membuat batasan-batasan pada pekerjaan itu agar dapat memberi ruang bagi aspek-aspek lain dari panggilan atau pimpinan Tuhan dalam hidup Anda. Jika Tuhan memimpin Anda untuk menikah dan menjadi pemilik usaha kecil, misalnya, Anda harus menyeimbangkan waktu dan tanggung jawab Anda di dalam kedua panggilan itu. Pekerjaan tidak boleh mendesak waktu santai, istirahat dan ibadah. Tidak ada formula untuk menyeimbangkan pekerjaan dengan aspek-aspek kehidupan lainnya. Namun berhati-hatilah agar rasa terpanggil pada suatu pekerjaan tidak membutakan Anda terhadap panggilan Tuhan dalam aspek-aspek kehidupan lainnya. Untuk lebih jelasnya tentang hal ini, lihat artikel Proyek Teologi Kerja "Rest and Work(Istirahat dan Kerja).

Pimpinan Tuhan dalam Pekerjaan Tertentu

Kembali ke Daftar Isi Kembali ke Daftar Isi

Sampai di sini kita sekarang dapat mempelajari kemungkinan pimpinan Allah untuk suatu tugas, peran, karir atau jenis pekerjaan tertentu. Kita sudah belajar bahwa:

  1. Semua orang dipanggil untuk menjadi milik Kristus dan untuk berpartisipasi dalam karya penciptaan dan penebusan-Nya.

  2. Semua orang diperintahkan untuk bekerja sesuai kemampuan mereka.

  3. Allah memanggil kita kepada seluruh hidup, bukan hanya untuk suatu pekerjaan.

Dengan menggabungkan semuanya kita dapat menyimpulkan bahwa profesi Anda kemungkinan bukan perhatian utama Allah untuk Anda. Allah jauh lebih peduli agar Anda berada dalam kasih karunia Kristus yang menyelamatlan dan berpartisipasi dalam karya penciptaan dan penebusan-Nya, apa pun pekerjaan Anda. Tepatnya, apa pun pekerjaan yang Anda lakukan merupakan kepentingan yang lebih rendah tingkatannya.

Meskipun membawa kita kepada pekerjaan atau karir yang tepat bukan perhatian utama Allah, ini tidak berarti Dia tidak peduli. Faktanya, pekerjaan khusus Roh Kudus adalah memimpin dan memampukan orang percaya untuk hidup dan bekerja di tempat Allah memanggil mereka. Di Perjanjian Lama, Allah memberikan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan mereka pada suatu waktu, seperti yang kita temukan pada Bezaliel dan Aholiab saat membangun kemah suci. Tetapi sekarang Roh secara rutin memimpin orang percaya dalam pekerjaan tertentu dan memberi mereka keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan (1 Korintus 12:7-10). [1] Dia memberi pimpinan tentang pekerjaan apa yang dilakukan maupun bagaimana cara melakukan pekerjaan itu.

Lanjutkan membaca untuk menyelidiki bagaimana Allah memimpin orang dalam pekerjaan tertentu.

Panggilan Langsung dan Jelas untuk Pekerjaan Tertentu

Kembali ke Daftar Isi Kembali ke Daftar Isi

Dengan memahami bahwa gambaran utama panggilan dalam Alkitab adalah panggilan untuk mengikut Yesus, kita kini siap menyelidiki panggilan-panggilan dalam jenis pekerjaan tertentu. Jika kita mengartikan “panggilan” sebagai perintah yang langsung dan jelas dari Allah untuk melakukan suatu tugas, jabatan, profesi atau jenis pekerjaan tertentu, maka panggilan itu sangat jarang ditemukan dalam Alkitab. Tidak lebih dari seratusan orang saja yang dipanggil Allah dalam pengertian ini. Allah memanggil Nuh untuk membuat bahtera. Allah memanggil Musa dan Harun untuk melaksanakan tugas-tugas mereka (Keluaran 3:4, 28:1). Allah memanggil nabi-nabi seperti Samuel (1 Samuel 3:10), Yeremia (Yeremia 1:4-5), Amos (Amos 7:15) dan lain-lainnya. Allah memanggil Abram dan Sara dan beberapa orang lain untuk melakukan perjalanan atau menetap (yang bisa dianggap sebagai panggilan di tempat kerja). Allah menempatkan orang-orang dalam kepemimpinan politik seperti Yusuf, Gideon, Saul, Daud dan keturunan Daud. Allah memilih Bezaliel dan Aholiab sebagai tukang-tukang ahli dalam membuat kemah suci (Keluaran 31:1-6). Yesus memanggil rasul-rasul dan beberapa murid lainnya (contoh: Markus 3:14-19), dan Roh Kudus memanggil Barnabas dan Saulus sebagai misionaris (Kisah Para Rasul 13:2). Kata “memanggil” tidak selalu dipakai, tetapi pimpinan Allah yang jelas bagi orang tertentu untuk melakukan pekerjaan tertentu tampak jelas dalam contoh-contoh ini.

Selain contoh-contoh ini, tidak banyak orang di Alkitab yang menerima panggilan pribadi untuk melakukan pekerjaan tertentu dari Allah. Ini menunjukkan dengan sangat jelas bahwa panggilan langsung dari Allah untuk melakukan pekerjaan tertentu juga jarang terjadi pada saat ini. Jika Allah memanggil Anda secara langsung dan jelas untuk pekerjaan tertentu, Anda tidak memerlukan panduan dari artikel semacam ini, selain mungkin untuk menegaskan bahwa ya, panggilan itu memang ada di Alkitab dalam kasus yang langka. Oleh karena itu kita tidak akan membahas panggilan pribadi secara langsung dan jelas ini lebih lanjut, tetapi kita akan berfokus pada apakah Allah memimpin atau membawa orang kepada jenis pekerjaan tertentu melalui cara-cara yang kurang dramatis.

Pimpinan untuk Suatu Tugas atau Profesi

Kembali ke Daftar Isi Kembali ke Daftar Isi

Meskipun Allah tidak memberikan panggilan pribadi secara langsung dan jelas kepada sebagian besar orang, tetapi Allah memberikan pimpinan kepada orang-orang dengan cara-cara yang kurang dramatis, seperti melalui Pendalaman Alkitab, doa, komunitas Kristen dan refleksi pribadi. Mengembangkan kepekaan umum terhadap pimpinan Allah dalam kehidupan tidak tercakup dalam artikel ini. Tetapi kita akan memerhatikan tiga pertimbangan utama dalam mengenali pimpinan vokasional Allah.

Kebutuhan Dunia

Kembali ke Daftar Isi Kembali ke Daftar Isi

Pertimbangan pertama adalah kebutuhan dunia. Satu indikator terkuat tentang apa yang Allah mau Anda lakukan mungkin adalah kesadaran Anda tentang apa yang harus dilakukan untuk membuat dunia lebih seperti yang dimaksudkan Allah. Ini tidak selalu berarti masalah-masalah dunia yang sangat besar, tetapi bisa hal apa saja di dunia yang perlu dilakukan. Mencari nafkah untuk menopang diri sendiri dan keluarga adalah salah satu contoh yang disebutkan dalam Alkitab:

Amsal 13:22

Orang baik meninggalkan warisan bagi anak cucunya.

Amsal 14:1

Perempuan yang bijak mendirikan rumahnya, tetapi yang bodoh meruntuhkannya dengan tangannya sendiri.

1 Timotius 5:8

Jika ada orang yang tidak memelihara sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.

Titus 3:14

Biarlah orang-orang kita juga belajar melakukan pekerjaan yang baik untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup yang pokok, supaya hidup mereka jangan sampai tidak berbuah.

Contoh alkitabiah lainnya adalah bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan orang-orang sekitar selain keluarga sendiri:

Amsal 14:21

Berbahagialah orang yang berbelas kasihan kepada orang yang miskin.

1 Tesalonika 4:11

Anggaplah suatu kehormatan untuk hidup tenang, mengurus persoalan-persoalan sendiri dan bekerja dengan tanganmu, seperti yang telah kami pesankan kepadamu.

Lukas 3:10-11

Orang banyak bertanya kepada-Nya, “Jika demikian, apakah yang harus kami perbuat?” Jawab-Nya kepada mereka, “Siapa yang mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan orang yang tidak punya, dan siapa saja yang mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat demikian juga.”

Amsal 11:25

Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan; siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.

Matius 25:34-36

Lalu Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya, “Mari hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan: Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan, ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum, dan ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan. Ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu menjenguk Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.”

Bekerja untuk melayani kepentingan masyarakat luas juga perintah yang alkitabiah:

Yeremia 29:5-7

Dirikanlah rumah dan tempatilah; buatlah kebun dan nikmatilah hasilnya. Ambillah istri dan perolehlah anak laki-laki dan perempuan; ambilkanlah istri bagi anakmu laki-laki dan carikanlah suami bagi anakmu perempuan, supaya mereka melahirkan anak laki-laki dan perempuan; bertambah banyaklah di sana dan jangan berkurang. Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana Aku membuangmu, dan berdoalah untuk kota itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.

Tentu saja tidak mungkin bagi Anda untuk memenuhi semua kebutuhan dunia, karena itu Anda harus agak mempersempitnya. Mulailah dengan kebutuhan-kebutuhan yang menjadi tanggung jawab Anda pribadi, seperti membesarkan anak-anak Anda atau membayar utang Anda. Selebihnya, perhatikanlah kebutuhan-kebutuhan yang Anda berada dalam posisi yang baik untuk memenuhinya, atau tidak banyak orang yang bersedia memenuhinya, atau yang Anda rasa sangat mendesak. Sebagai contoh, Anda mungkin berada dalam posisi yang baik untuk mencalonkan diri sebagai pejabat terpilih di kota atau daerah Anda sendiri, daripada pindah ke daerah lain untuk mencari pekerjaan. Di sisi lain, Anda mungkin salah satu dari sedikit orang yang bersedia membuktikan terjadinya pelanggaran hak-hak azasi manusia di sebuah negara di belahan dunia yang lain. Atau Anda mungkin menjadi yakin bahwa mengajar anak muda yang bermasalah lebih mendesak daripada bergabung dengan sebuah grup musik. Selain itu, Anda mungkin juga menyadari bahwa ada sesuatu dalam hidup Anda, selain pekerjaan atau karir Anda, yang bisa menjadi cara terpenting untuk Anda membantu memenuhi kebutuhan dunia. Namun tidak ada gunanya bertugas mengonseling anak muda bermasalah, jika anak-anak Anda sendiri terbengkalai.

Intinya adalah Allah telah memberikan kemampuan kepada setiap orang untuk menyadari apa yang dibutuhkan dunia. Dia tampaknya ingin kita memerhatikannya dan mulai bekerja, daripada menanti-nantikan panggilan khusus dari-Nya. Tidak ada rumusan alkitabiah untuk menempatkan kebutuhan-kebutuhan dunia dalam tugas panggilan yang tepat. Itu sebabnya Anda perlu mencari pimpinan Tuhan dengan berbagai cara yang bijak yang bisa Anda temukan.

Keterampilan dan Karunia Anda

Kembali ke Daftar Isi Kembali ke Daftar Isi

Pertimbangan kedua adalah keterampilan dan karunia Anda. Alkitab menyatakan Allah memberikan karunia-karunia kepada orang percaya untuk melakukan pekerjaan yang Dia mau mereka lakukan, dan menyebutkan beberapa karunia dan keterampilan yang diimpartasikan Allah.

Yesaya 28:24-26

Setiap harikah orang membajak, mencangkul dan menyisir tanahnya untuk menabur? Bukankah setelah meratakan tanahnya, ia menyerakkan jintan hitam dan menebarkan jintan putih, menaruh gandum berjajar dan jelai pada tempatnya dan sekoi di pinggirnya? Ia telah diajari cara yang tepat, dan diberi petunjuk oleh Allahnya.

Roma 12:6-8

Kita mempunyai karunia yang berbeda-beda [1] menurut anugerah yang diberikan kepada kita: Jika karunia itu untuk bernubuat, baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia itu untuk melayani, baiklah kita melayani, jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati; siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia membagikannya dengan hati yang ihklas, siapa yang memimpin, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan belas kasihan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.

1 Korintus 12:7-10

Kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Sebab kepada yang seorang, Roh memberi kata-kata hikmat, dan kepada yang lain, Roh yang sama memberi karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang, Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain, Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang, Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mukjizat, dan kepada yang lain, Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang, Ia memberikan karunia untuk berbicara dengan bahasa lidah, dan kepada yang lain, Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa lidah itu.

Sebagaimana ditunjukkan kedua ayat terakhir, ketika Paulus membahas tentang karunia-karunia Roh, ia biasanya merujuk pada penggunaannya di dalam gereja. Dan jika semua pekerjaan yang dilakukan orang Kristen dilakukan untuk Tuhan (Kolose 3:23), maka kita dapat menyimpulkan bahwa karunia-karunia Roh juga diberikan untuk digunakan di tempat kerja. Oleh karena itu karunia dan keterampilan menjadi salah satu unsur pedoman dalam mengenali pimpinan Tuhan.

Sejumlah alat telah dikembangkan untuk menolong orang mengenali karunia-karunia mereka dan menggunakannya dalam konteks pekerjaan (baca “Untuk Penyelidikan Lebih Lanjut”). Namun sangat mudah untuk terlalu banyak memberi perhatian pada keterampilan dan karunia Anda. Generasi Barat saat ini adalah generasi yang paling banyak menganalisis-bakat dalam sejarah manusia, tetapi kecenderungan menganalis ini bisa membuat orang hanya asyik dengan diri sendiri dan kehilangan perhatian terhadap kebutuhan dunia. Ayat-ayat ini berkata bahwa Allah memberikan karunia-karunia untuk kepentingan bersama, bukan untuk kepuasan pribadi. Lagipula, dalam banyak kasus, Allah baru memberikan karunia-karunia-Nya setelah Anda menerima pekerjaan yang akan memerlukan penggunaan karunia-karunia itu. Terlalu memerhatikan karunia-karunia yang sudah Anda miliki dapat menghalangi Anda untuk menerima karunia-karunia yang akan diberikan Tuhan pada Anda.

Alat Asesmen Karunia

Alat asesmen karunia bisa sangat membantu untuk mengenali karunia-karunia Anda dan menjajaki bagaimana hubungannya dengan berbagai jenis pekerjaan. Alat yang paling tepat dan terverifikasi secara statistik biasanya disediakan melalui para konselor dan lembaga profesional karena mereka memiliki interpretasi yang andal. Di antaranya adalah Strong Interest Inventory, Myers-Briggs Type Indicator (MBTI), California Psychological Inventory, Work-Life Values Checklist, dan PDINH: Global Personality Inventory (yang dikembangkan berdasarkan standar yang benar-benar global). Meskipun alat-alat ini tidak secara eksplisit Kristen, tetapi dengan interpreter orang Kristen yang cakap, alat-alat asesmen ini dapat menjadi titik awal untuk menyelidiki karunia-karunia Allah dan pimpinan-Nya dalam bekerja. Ada juga alat asesmen yang secara eksplisit Kristen dengan dasar teologis dan spiritual yang jelas. SIMA (the System for Identifying Motivated Abilities) dan MAP (Motivated Abilities Pattern) adalah dua alat semacam itu yang memerlukan interpretasi profesional.

Beberapa alat dengan landasan Kristen dapat digunakan tanpa interpreter profesional, seperti What Color Is Your Parachute? oleh Richard Bolles (terbit setiap tahun) dan Live Your Calling: A Practical Guide to Finding and Fulfilling Your Mission In Life, oleh Kevin dan Kay Marie Brennfleck. Meskipun alat-alat ini bisa digunakan secara mandiri, tetapi sebaiknya digunakan bersama konselor karir dan vokasional yang terlatih, dan idealnya diadakan dalam konteks gereja atau komunitas Kristen lainnya. Konselor karir Kristen dapat ditemukan di sebagian besar wilayah perkotaan, di hampir setiap universitas dan perguruan tinggi Kristen, dan di beberapa gereja individu.

Meskipun demikian, karunia-karunia yang sudah Anda miliki bisa memberikan semacam petunjuk tentang bagaimana sebaiknya memenuhi kebutuhan-kebutuhan dunia. Sungguh narsis jika Anda menyatakan Tuhan telah memanggil Anda untuk menjadi pianis terhebat dunia dan kemudian berharap Dia mentransfer bakat yang diperlukan setelah bertahun-tahun Anda bermain piano biasa-biasa saja dan berlatih asal-asalan. Bimbingan karir melalui keterampilan dan karunia adalah tindakan keseimbangan yang sulit, dan itu sebabnya harus ditemukan di tengah relasi dengan Tuhan dan sesama orang Kristen.

Di sini kita lagi-lagi tak boleh sangat terfokus pada pekerjaan sampai mengabaikan aspek kehidupan lainnya. Allah juga memberi kita karunia-karunia untuk kehidupan berkeluarga, persahabatan, rekreasi, menjadi sukarelawan dan seluruh aktivitas kehidupan lainnya.

Hasrat Terdalam Anda

Kembali ke Daftar Isi Kembali ke Daftar Isi

Akhirnya, Alkitab berkata bahwa hasrat sejati atau terdalam Anda juga penting bagi Allah.

Mazmur 37:4

Bersukalah dalam TUHAN, maka Ia akan memberikan kepadamu hasrat hatimu.

Mazmur 145:19

Ia memenuhi keinginan orang yang takut kepada-Nya, mendengarkan teriak mereka minta tolong dan menyelamatkan mereka.

Matius 5:6

Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.

Yohanes 16:24

Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.

Orang Kristen kadang mengira, jika Allah memanggil mereka ke dalam pekerjaan tertentu, keadaan itu akan menjadi hal yang mereka benci. Jika tidak, mengapa Allah harus memanggil mereka ke sana? Salah satu fantasi aneh orang Kristen adalah memikirkan suatu negara yang Anda tidak akan suka tinggal di sana, dan kemudian menganggap Allah memanggil Anda untuk menjadi misionaris di sana. Padahal misionaris-misionaris terbaik memiliki hasrat yang kuat terhadap tempat dan orang-orang yang mereka layani. Lagipula, siapa yang mengatakan Allah ingin Anda menjadi misionaris? Jika Allah memimpin Anda kepada suatu pekerjaan atau profesi, kemungkinan besar Anda akan menemukan hasrat hati yang mendalam tentang hal itu.

Akan tetapi, bisa jadi sangat sulit untuk mengetahui hasrat sejati atau terdalam Anda. Motivasi-motivasi kita bisa sedemikian dikacaukan oleh dosa dan kerusakan dunia, sampai hasrat hati kita seringkali jauh dari hasrat sejati yang Tuhan letakkan di kedalaman lubuk hati kita.

Roma 7:8, 15, 21-23

Namun dengan perintah itu dosa mendapat kesempatan untuk membangkitkan di dalam diriku rupa-rupa keinginan. Sebab tanpa hukum Taurat dosa mati…. Sebab, apa yang aku lakukan, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku lakukan, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku lakukan…. Jadi aku dapati hukum ini: Jika aku ingin melakukan apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Sebab di dalam batinku, aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.

Oleh karenanya, kita tak dapat sekadar berkata, “Lakukan saja yang membuatmu bahagia.” Apa yang membuat Anda bahagia — atau tampaknya membuat Anda bahagia — mungkin saja jauh dari memenuhi kebutuhan dunia, atau dari menggunakan keterampilan dan karunia Anda untuk kebaikan bersama, atau bahkan jauh dari memenuhi hasrat hati Anda yang sesungguhnya. Dan yang sebaliknya juga sering terjadi. Pekerjaan yang memuaskan hasrat hati Anda yang sesungguhnya pada mulanya tampak seperti tidak diinginkan, dan mungkin memerlukan pengorbanan besar dan usaha yang sulit. Dan hasrat sejati Anda bisa dipenuhi di berbagai aspek kehidupan, tidak selalu dalam pekerjaan. Mengetahui yang benar-benar Anda rindukan memerlukan kedewasaan rohani, yang bisa jadi lebih besar daripada yang Anda butuhkan saat Anda harus mengambil keputusan. Tetapi setidaknya Anda dapat terbebas dari pemikiran bahwa Allah hanya memanggil Anda kepada sesuatu yang Anda benci. Dengan dasar pemikiran ini, Frederick Buechner menulis: “Tempat Allah memanggil Anda adalah tempat Anda merasakan sukacita mendalam dan tempat kebutuhan mendalam dunia dipenuhi.”[1]

Kemerdekaan dalam Kristus

Kembali ke Daftar Isi Kembali ke Daftar Isi

Ketiga pertimbangan ini — kebutuhan dunia, keterampilan dan karunia Anda, dan hasrat terdalam Anda — bisa menjadi pedoman, tetapi tidak mutlak. Dalam satu hal, di dunia yang sudah jatuh ini, Anda mungkin tidak terlalu bisa memilih pekerjaan Anda. Di sepanjang sejarah, banyak orang yang memiliki pekerjaan sebagai budak, petani atau pengurus rumahtangga, dan ini masih terjadi di banyak belahan dunia di luar negara-negara maju. Sulit membayangkan bahwa – selain penduduk di beberapa negara maju – Allah menginginkan banyak orang menjadi budak, petani dan pengurus rumahtangga. Namun tampaknya situasi telah membuat banyak orang tidak dapat memilih pekerjaan yang benar-benar ingin mereka lakukan. Ini tidak berarti bahwa sebagian orang tidak mau atau tidak suka bertani, mengurus rumahtangga atau berbagai pekerjaan halal lainnya, melainkan bahwa situasi dunia seringkali membuat banyak orang harus melakukan pekerjaan yang tidak mereka sukai. Namun, di dalam pemeliharaan Tuhan, menjadi budak pun dapat menjadi berkat (Matius 24:45-47, 1 Korintus 7:21-24). Ini sama sekali bukan melegitimasi perbudakan di dunia saat ini. Ini hanya berarti bahwa Tuhan menyertai Anda di mana pun Anda bekerja. Mungkin lebih baik belajar menyukai pekerjaan yang Anda miliki – dan mencari cara-cara untuk berpartisipasi dalam karya Kristus di dalam pekerjaan itu – daripada berusaha mencari pekerjaan yang Anda pikir akan lebih Anda sukai.

Di negara-negara maju pun, banyak orang tidak punya banyak pilihan tentang jenis pekerjaan yang mereka lakukan untuk mencari nafkah. Komunitas Kristen sebaiknya dapat memperlengkapi orang-orang dalam membuat pilihan tentang profesi mereka maupun dalam mengikuti pimpinan Tuhan tentang pekerjaan apa pun yang dilakukan. Apa pun pekerjaan Anda, kasih karunia Allah akan memampukan Anda untuk bekerja bagi kepentingan bersama, untuk lebih berkomitmen dalam bekerja, dan untuk mengatasi atau menanggung aspek-aspek negatif dari situasi Anda. Yang terpenting, Allah menjanjikan kemerdekaan akhir dari kerja keras, usaha yang menguras keringat dan onak duri pekerjaan.

Sekalipun Anda memiliki kebebasan untuk memilih pekerjaan Anda, ketiga pertimbangan yang sudah kita bicarakan – kebutuhan dunia, karunia dan keterampilan Anda dan hasrat terdalam Anda – hanya panduan, bukan penentu. Di dalam Kristus, orang Kristen memiliki kemerdekaan yang sempurna:

Yohanes 8:36

Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.

2 Korintus 3:17

Sebab Tuhan adalah Roh dan di mana ada Roh Tuhan, di situ ada kemerdekaan.

Ini berarti Anda memiliki kebebasan untuk mengambil risiko, untuk gagal dan untuk melakukan kesalahan. Allah mungkin saja memimpin Anda dalam suatu pekerjaan yang Anda tidak tahu apa-apa, tidak memiliki kecakapan khusus tentang hal itu pada saat ini, dan tidak berpikir akan Anda sukai. Apakah Anda bersedia menerima pekerjaan itu? Sebaliknya, Anda mungkin terlambat menemukan dalam hidup Anda bahwa Anda sudah mengabaikan panggilan profesional Allah untuk Anda. Jangan khawatir, pada akhirnya Anda tidak akan dihakimi karena memperoleh pekerjaan yang tepat atau memenuhi potensi yang diberikan Tuhan pada Anda. Anda akan dihakimi berdasarkan kemurahan Yesus Kristus, yang dikaruniakan pada Anda hanya karena anugerah Allah yang memberi Anda iman. Panggilan untuk menjadi milik Kristus adalah satu-satunya panggilan Allah yang tak tergantikan.

Tubuh Kristus di bumi adalah komunitas orang percaya (Roma 12:5). Karena itu, kemerdekaan dalam Kristus berarti, panggilan atau pimpinan Allah itu paling baik dipahami dalam dialog dengan komunitas, bukan dalam pengasingan. Kita sudah tahu bahwa kebutuhan dunia (suatu bentuk komunitas) itu penting jika Anda mengenali untuk pekerjaan apa Allah sedang memimpin Anda. Komunitas juga merupakan faktor penting dalam bagaimana Anda mengenali pimpinan Allah itu. Apa yang dirasakan orang lain ketika Allah memimpin Anda? Apa yang mereka alami ketika mereka mengenali karunia dan keterampilan Anda, kebutuhan dunia dan hasrat terdalam Anda pada diri Anda? Lakukanlah diskusi tentang pimpinan Allah dengan orang-orang dalam komunitas Anda yang Anda kenal baik. Mungkin juga baik untuk berbicara dengan sahabat atau penasihat rohani, menerima masukan dari orang-orang yang bekerja di dekat Anda, atau meminta sekelompok orang untuk bertemu dengan Anda secara teratur saat Anda mengenali pimpinan Tuhan.

Komunitas juga merupakan faktor penting untuk mengenali siapa saja yang dipimpin ke berbagai jenis pekerjaan yang dibutuhkan dunia. Banyak orang bisa memiliki karunia dan hasrat kerinduan yang sama untuk membantu memenuhi kebutuhan dunia. Tetapi ini tidak berarti Allah mau mereka semua melakukan pekerjaan yang sama. Anda perlu mengenali bukan saja pekerjaan yang sedang dibawa Tuhan untuk Anda, tetapi juga pekerjaan yang Dia bawa untuk orang lain. Komunitas membutuhkan sekelompok pekerja yang seimbang yang bekerja secara harmonis. Sebagai contoh, para dokter membawa karunia dan keterampilan yang kuat — dan seringkali juga hasrat mendalam untuk menyembuhkan — ke dalam kebutuhan besar dunia akan penyembuhan fisik. Tetapi di AS, setidaknya, ada terlalu banyak dokter spesialis dan tidak cukup dokter perawatan primer untuk memenuhi kebutuhan komunitas. Satu per satu, para mahasiswa kedokteran menyesuaikan karunia-karunia dan hasrat hati mereka dengan kebutuhan dunia untuk mengenali pimpinan di bidang kedokteran. Tetapi secara menyeluruh, kelompok para dokter menjadi agak tidak berimbang. Mengenali panggilan Tuhan juga merupakan usaha komunitas.

Apakah Pekerjaan Gereja Merupakan Panggilan Yang Lebih Tinggi?

Kembali ke Daftar Isi Kembali ke Daftar Isi

Banyak orang Kristen memiliki kesan bahwa para pekerja gereja – terutama para penginjil, misionaris, gembala, pengkotbah, pendeta dan pelayan lainnya – memiliki panggilan yang lebih tinggi daripada para pekerja lainnya. Meskipun tidak banyak ayat Alkitab yang mendukung kesan ini, pada Abad Pertengahan, kehidupan “religius" — sebagai rahib atau biarawati — secara luas dianggap lebih suci daripada kehidupan biasa. Sayangnya, distorsi ini tetap berpengaruh di gereja-gereja dari semua tradisi, sekalipun doktrin di hampir semua gereja saat ini menekankan nilai yang sama pada pekerjaan orang awam. Di dalam Alkitab, Allah memanggil orang-orang untuk pekerjaan yang berkaitan dengan gereja maupun yang tidak berkaitan dengan gereja. Sebagai contoh:

Panggilan-panggilan untuk Pekerjaan Gereja

Keluaran 28:1

“Bawalah abangmu Harun dan anak-anaknya dari antara orang Israel kepadamu untuk melayani sebagai imam bagi-Ku, yaitu Harun, serta Nadab, Abihu, Eleazar dan Itamar, anak-anak Harun.

Markus 1:16-17

Ketika Yesus menyusuri tepi Danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkara kepada mereka, “Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.”

Kisah Para Rasul 13:2,5

Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus, “Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk pekerjaan yang telah Kutentukan bagi mereka.” ....Setibanya di Salamis, mereka memberitakan firman Allah di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi. Yohanes menyertai mereka sebagai pembantu mereka.

Panggilan-panggilan untuk Pekerjaan Non-Gereja

Ulangan 31:14

TUHAN berfirman kepada Musa, “Sesungguhnya sudah dekat waktu kematianmu. Panggillah Yosua dan berdirilah bersama dia dalam Kemah Pertemuan supaya Aku memberi perintah kepadanya.”

(Musa dan Yosua sama-sama hanya pemimpin politik/militer, bukan pemimpin kultus/religius. Mereka sama-sama sangat dekat dengan Allah, tetapi hal itu tidak membuat mereka menjadi pemimpin agama. Dan ini menunjukkan bahwa Allah memanggil orang dari seluruh bidang kehidupan).

1 Samuel 16:12-13

Kemudian Isai menyuruh orang untuk menjemput dia. Pipinya kemerah-merahan, matanya indah dan tampan kelihatannya. Lalu TUHAN berfirman, “Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.” Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di antara saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnyha Roh TUHAN menguasai Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.

Mengingat fakta Alkitab ini, tidaklah tepat untuk berpikir bahwa Allah memanggil para pekerja gereja tetapi tidak memanggil para pekerja lainnya.

Kebingungan timbul karena banyak gereja ingin jemaat mereka “terpanggil” untuk ditahbiskan atau melayani sebagai pendeta, pengkotbah atau pelayan lainnya. Kata “memanggil” sering dipakai untuk menggambarkan proses menyeleksi seorang pelayan atau keputusan untuk memasuki pekerjaan gereja penuh waktu. Padahal di Alkitab sendiri, situasi ini merupakan panggilan pribadi secara langsung dan jelas dari Allah yang jarang terjadi. Tetapi, situasi ini juga bisa menunjukkan perasaan yang kuat tentang pimpinan Allah. Seperti sudah kita ketahui, pimpinan Allah bisa terasa sama kuatnya dalam pekerjaan dan profesi yang tidak berkaitan dengan gereja. Namun, karena Proyek Teologi Kerja tidak menjadikan pekerjaan gereja sebagai salah satu pokok bahasannya, kita tidak akan mencoba mengevaluasi apakah “panggilan-panggilan” untuk pekerjaan gereja lebih kuat, lebih langsung, lebih jelas atau lebih penting daripada panggilan-panggilan untuk pekerjaan non-gereja. Kami akan menegaskan bahwa pekerjaan gereja pada umumnya bukanlah panggilan yang lebih tinggi daripada pekerjaan non-gereja, dan istilah “panggilan” berlaku sama kuatnya pada pekerjaan non-gereja maupun pekerjaan gereja. Kami juga akan menegaskan bahwa pekerjaan non-gereja adalah “pelayanan orang Kristen sepenuh-waktu” yang sama pentingnya dengan pekerjaan gereja.

Semua orang Kristen dipanggil (atau diperintahkan) untuk melakukan semua yang mereka lakukan, sepanjang waktu, sebagai pelayanan sepenuh waktu untuk Kristus:

Kolose 3:23

Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

Sebelum mengakhiri pembahasan kita tentang hal ini, kita perlu memerhatikan bahwa satu aliran pemikiran dari 1 Timotius 5:17-18 bertentangan dengan pandangan yang baru saja kita bicarakan. Menurut perspektif ini, menjadi penatua gereja (yang kira-kira sama dengan gembala atau pendeta dalam penggunaan istilah gereja masa kini) memang merupakan panggilan yang lebih tinggi.

1 Timotius 5:17-18

Penatua-penatua yang baik kepemimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkotbah dan mengajar. Sebab Kitab Suci berkata, “Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik,” dan lagi, “Seorang pekerja patut mendapat upahnya.”

Menurut pandangan ini, profesi pendeta “dihormati dua kali lipat” dibandingkan profesi-profesi lainnya. Tetapi kebanyakan tafsiran Alkitab menolak interpretasi ini.[1] Interpretasi yang lebih akurat adalah bahwa para penatua yang melakukan pekerjaannya dengan baik patut dihargai lebih baik (atau menerima honorarium lebih besar) dibandingkan para penatua lain yang melakukan pekerjaan mereka dengan sekadarnya saja.[2] Kutipan-kutipan Alkitab Perjanjian Lama tentang upah makin memperkuat pemahaman bahwa ayat ini berbicara tentang memberi penghargaan kepada penatua-penatua yang berkinerja sangat baik, bukan tentang membandingkan pekerjaan gereja dengan pekerjaan lainnya. Pembandingan yang benar dari ayat ini adalah di antara para pendeta, bukan antara pendeta dan jemaat awam.

Satu-satunya pekerjaan yang tidak memiliki kedudukan yang sama di mata Allah adalah pekerjaan yang dilarang Alkitab atau tidak sesuai dengan nilai-nilainya. Sebagai contohnya, pekerjaan yang menuntut orang untuk membunuh, berzinah, mencuri, bersumpah palsu atau serakah (Keluaran 20:13-17), makan riba (Imamat 25:26), merusak kesehatan (Matius10:8), atau membahayakan lingkungan (Kejadian 2:15) haram di mata Tuhan. Ini tidak berarti orang-orang yang melakukan pekerjaan-pekerjaan ini memiliki kedudukan yang lebih rendah di mata Allah. Orang-orang yang karena situasinya membawa mereka kepada pekerjaan-pekerjaan haram tidak selalu merupakan orang-orang yang buruk/jahat. Ulangan 22:21 mengutuk pelacuran, misalnya, tetapi respons Kristus terhadap pelacur tidak mengutuk, melainkan membebaskan (Lukas 7:47-50; Matius 21:31-32). Pekerjaan-pekerjaan semacam ini mungkin tidak seburuk yang terburuk dalam situasi tertentu, tetapi pekerjaan ini tidak pernah dapat menjadi pekerjaan yang dikehendaki Tuhan bagi seseorang.

Panggilan untuk pelayanan atau pekerjaan gereja tidak lebih suci daripada panggilan untuk jenis-jenis pekerjaan lainnya. Yang terpenting bukanlah jabatan pekerjaan atau tempat kerja seseorang, tetapi ketaatan pada Allah yang memanggil kita.

Berganti Pekerjaan

Kembali ke Daftar Isi Kembali ke Daftar Isi

Jika Allah memimpin atau menuntun orang dalam pekerjaan mereka, apakah diperbolehkan jika berganti pekerjaan? Bukankah itu berarti menolak pimpinan Allah dalam pekerjaan yang sudah Anda miliki? Martin Luther, teolog Protestan abad 16, sangat menentang soal berganti pekerjaan ini. Ia mendasarkan sebagian besar pemikirannya pada ayat ini:

Baiklah tiap-tiap orang tinggal dalam keadaan seperti waktu ia dipanggil Allah. (1 Korintus 7:20)

Luther menyamakan “keadaan” dengan pekerjaan, dan menyimpulkan bahwa tidaklah benar bagi orang Kristen untuk berganti pekerjaan. Tetapi John Calvin yang sezaman dengan Luther tidak menerima interpretasi ini — dan sebagian besar teolog masa kini juga tidak. Dalam satu hal, interpretasi ini tidak cukup memperhatikan ayat selanjutnya, yang menyatakan bahwa berganti pekerjaan, setidaknya dalam situasi tertentu, diperbolehkan:

Apakah engkau hamba pada waktu engkau dipanggil? Itu tidak apa-apa. Tetapi jikalau engkau mendapat kesempatan untuk dibebaskan, pergunakanlah kesempatan itu” (1 Korintus 7:21).[1]

Miroslav Volf menulis bahwa karena faktor-faktor di dalam Allah memimpin orang pada pekerjaan dapat berubah selama menjalani kehidupan kerja, Allah bisa saja memimpin orang untuk berganti pekerjaan. [2] Kemampuan-kemampuan Anda harus berkembang seiring pengalaman Anda dalam melayani Tuhan. Dia dapat memimpin Anda kepada tugas-tugas yang lebih besar yang mengharuskan Anda berganti pekerjaan. “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam hal kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam hal yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” (Matius 25:21).

Sebaliknya, jika Anda baru menjadi orang Kristen di kemudian hari, mungkinkah Allah menghendaki Anda untuk berganti pekerjaan? Mungkin tampaknya menemukan hidup baru dalam Kristus berarti juga harus mencari pekerjaan atau karir baru. Tetapi pada umumnya yang terjadi tidak demikian. Karena tidak ada hirarki profesi, pada umumnya tidaklah benar untuk berpikir Allah ingin Anda mencari “panggilan yang lebih tinggi” setelah menjadi orang Kristen. Jika pekerjaan Anda tidak termasuk pekerjaan haram yang disebutkan di atas, atau jika pekerjaan atau kolega-kolega Anda tidak mengancam Anda untuk terpuruk dalam kebiasaan-kebiasaan yang tidak sesuai ajaran Kristen, tidak ada perlunya berganti pekerjaan. Tetapi, entah Anda berganti pekerjaan atau tidak, Anda kemungkinan perlu melakukan pekerjaan Anda secara berbeda dari sebelumnya, dengan lebih memerhatikan perintah-perintah, nilai-nilai dan kebajikan-kebajikan alkitabiah, seperti yang terjadi pada pemungut cukai bernama Zakheus:

Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Melihat hal itu, semua orang mulai bersungut-sungut, katanya: "Ia menumpang di rumah orang berdosa." Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, lihatlah, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Kata Yesus kepada-Nya, “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada seisi rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham.” (Lukas 19:5-9)

Mengenali Pimpinan Tuhan dalam Cara Anda Bekerja

Kembali ke Daftar Isi Kembali ke Daftar Isi

Cara Anda bekerja sama pentingnya bagi Allah dengan pekerjaan atau profesi yang Anda miliki. Dalam setiap pekerjaan, Anda setidaknya punya kesempatan untuk memenuhi kebutuhan orang lain, menggunakan karunia dan keterampilan Anda, dan mengungkapkan – atau menemukan – hasrat terdalam Anda. Keputusan Anda setiap hari untuk melayani Tuhan hari ini lebih penting daripada menempatkan diri Anda pada pekerjaan yang tepat esok hari.

Sesungguhnya, hal kecil yang dapat Anda lakukan dalam melayani Tuhan hari ini sering menjadi kunci untuk dapat melakukan hal yang lebih besar di waktu mendatang. “Siapa saja yang setia dalam hal-hal kecil, ia setia juga dalam hal-hal besar,” kata Yesus (Lukas 16:10). Sepanjang hidup, Anda dapat melayani Kristus paling baik dengan memanfaatkan sebaik-baiknya setiap pekerjaan bagi tujuan-tujuan-Nya, entah Anda merasa terpanggil dalam pekerjaan itu atau tidak. Hal-hal spesifik tentang cara mengikut Kristus di tempat kerja dibahas dalam sejumlah artikel topikal Proyek Teologi Kerja, yang dapat dilihat melalui www.theologyofwork.org, seperti Kebenaran dan Kebohongan, Etika Kerja, dan Penginjilan – Memberitakan Injil di Tempat Kerja.

Kesimpulan tentang Panggilan

Kembali ke Daftar Isi Kembali ke Daftar Isi

Kami menganggap serius panggilan dan pimpinan Allah kepada orang-orang untuk melakukan berbagai jenis pekerjaan biasa. Dengan melakukan hal ini, kami berusaha mengoreksi kecenderungan yang sudah ada sejak lama, yang menganggap pekerjaan biasa tidak sama pentingnya bagi Allah dan tidak seberharga panggilan-Nya. Tetapi akan sama salahnya jika Anda meninggikan pentingnya pekerjaan atau profesi Anda sampai ke posisi penyembahan berhala. Mendapatkan pekerjaan yang tepat tidak mendatangkan keselamatan, atau bahkan kebahagiaan. Lagipula, tujuan bekerja yang benar bagi orang Kristen adalah untuk melayani kepentingan bersama, bukan mendahulukan kepentingan sendiri. Sepanjang hidup, melayani kepentingan bersama lebih banyak berasal dari melakukan pekerjaan setiap hari dengan kemampuan terbaik Anda dalam Kristus, daripada dari menemukan pekerjaan terbaik untuk diri sendiri.

Untuk Penyelidikan Lebih Lanjut

Perspektif Historis-Teologis

Untuk perspektif historis-teologis tentang vokasi yang lebih lengkap dari yang bisa dituliskan dalam artikel ini, lihat Vocation in Historical-Theological Perspective, oleh Gordon Preece.

Legitimasi Bermacam-macam Profesi

Banks, Robert. God the Worker: Journeys into the Mind, Heart and Imagination of God. Sutherland, N.S.W.: Albatross Books, 1992.

Pope John Paul II. On Human Work (Laborem Exercens). Terjemahan Vatikan. Boston: Pauline Books & Media, 1981, khususnya pasal 6, 9, 10, 21 dan 22.

Richardson, Alan. The Biblical Doctrine of Work. London: SCM Press LTD, 1952, terutama pasal-pasal “Creative Craftsmanship and Skill,” “Work as Divine Ordinance for Man,” dan “‘Vocation’ in the New Testament.” Richardson umumnya memakai pandangan yang lebih suram tentang pekerjaan biasa dari yang ada dalam Catatan ini, dan pendekatan alkitabiahnya mencerminkan kepekaan tahun 1940-50an yang tampaknya sudah ketinggalan zaman sekarang ini. Tetapi ia menghimpun sekumpulan ayat Alkitab yang sangat baik terkait pekerjaan, mengingat bukunya yang ringkas itu, dan pasal-pasalnya membahas banyak topik yang sangat penting tentang iman-pekerjaan. Dan juga, seperti Proyek Teologi Kerja, ia memakai proses yang dirancang untuk mengundang partisipasi dan respons yang luas, yang disatukan dalam bagan yang dipublikasikan. Kami tidak selalu setuju dengan kesimpulan-kesimpulan atau pandangan-pandangan alkitabiahnya, tetapi kami mendapati bukunya sangat menggugah-pikiran.

Stevens, R. Paul. Doing God's Business: Meaning and Motivation for the Marketplace. Grand Rapids, MI: Eerdmans, 2006, khususnya pasal 1 dan 2.

Bimbingan Karir dan Mengenali Karunia-karunia

Banks, Robert. Faith Goes to Work. Eugene, OR: Wipf & Stock, 1999.

Mackenzie, Alistair, Wayne Kirkland dan Annette Dunham. Soul Purpose. Christ Church, NZ: NavPress, 2004.

Schuurman, Douglas J. Vocation: Discerning Our Calling in Life. Grand Rapids, MI: Eerdmans, 2004.

Schuster, John P. Answering Your Call: A Guide for Living Your Deepest Purpose. San Francisco: BerrettKoehler Publishers, 2002.

Panggilan dalam Pemikiran dan Praktik Orang Kristen

Guinness, Os. The Call: Finding and Fulfilling the Central Purpose of Your Life. London: Word Publishing, 1998.

Hardy, Lee. The Fabric of This World: Inquiries into Calling, Career Choice, and the Design of Human Work. Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1990.

Placher, Williams C., ed. Callings: Twenty Centuries of Christian Wisdom on Vocation. Grand Rapids, MI: Eerdmans, 2005.

Preece, Gordon R. The Viability of the Vocation Tradition in Trinitarian, Credal and Reformed Perspective: The Threefold Call. Lewiston, NY: Edwin Mellen Press, 1998.

Stevens, R. Paul. The Other Six Days: Vocation, Work, and Ministry in Biblical Perspective. Grand Rapids, MI: Eerdmans, 2000.

Volf, Miroslav. Work in the Spirit: Toward a Theology of Work. Eugene, OR: Wipf & Stock, 2001.