Bootstrap

Elisa Mengatasi Masalah Ekonomi Rumahtangga (2 Raja-raja 4:1-7)

Tafsiran Alkitab / Dibuat oleh Proyek Teologi Kerja
Thai 199674 620

Ketika salah seorang nabi di lingkungan Elisa meninggal, keluarganya terlilit hutang. Nasib keluarga miskin di Israel kuno biasanya menjual beberapa atau seluruh anggotanya sebagai budak, agar setidaknya mereka bisa diberi makan (lihat “Perbudakan atau Perhambaan Kontrak (Keluaran 21:1-11)” di https://www.teologikerja.org/). Janda itu hampir menjual kedua anaknya sebagai budak ketika ia datang pada Elisa untuk memohon bantuan (2 Raja-raja 4:1). Elisa menolong dengan suatu rencana yang akan membuat keluarga itu menjadi produktif secara ekonomi dan bisa menghidupi diri mereka sendiri. Ia bertanya kepada janda itu apa yang ia miliki untuk dipakai bekerja. “Hambamu ini tidak punya apa-apa di rumah,” katanya, “kecuali sebuah buli-buli berisi minyak” (2 Raja-raja 4:2). Rupanya modal ini saja pun sudah cukup untuk Elisa memulai rencananya. Ia menyuruh janda itu meminjam bejana-bejana kosong dari semua tetangganya dan mengisinya dengan minyak dari buli-buli itu. Ajaibnya, ia dapat mengisi semua bejana itu dengan minyak yang tak habis-habisnya dari buli-buli itu, dan keuntungan dari hasil penjualan minyak itu cukup untuk membayar utang keluarganya (2 Raja-raja 4:9). Pada intinya, Elisa menciptakan komunitas wirausaha yang di dalamnya perempuan itu dapat memulai bisnis kecil-kecilan. Seperti inilah tepatnya yang dilakukan beberapa metode yang paling efektif dalam memerangi kemiskinan saat ini, entah melalui ekonomi mikro, lembaga kredit, koperasi pertanian, atau program pemasok usaha kecil dari pihak perusahaan besar dan pemerintah.

Tindakan Elisa untuk kepentingan keluarga ini mencerminkan kasih dan perhatian Allah kepada orang-orang yang membutuhkan. Bagaimana pekerjaan kita dapat meningkatkan kesempatan pada orang miskin untuk bekerja sendiri mencapai kemakmuran? Dengan cara apa kita secara individu maupun kolektif menggerogoti kapasitas produktif orang miskin dan ekonomi, dan apa yang dapat kita lakukan, dengan pertolongan Allah, untuk melakukan pembaruan?